Selasa, 26 November 2013

BENTUK INFLEKTIF DAN DERIVATIF

2.6. Bentuk Inflektif dan Derivatif
1. Dalam pembentukan kata inflektif identitas leksikal kata yang dihiasilkan sama dengan identitas leksikal bentuk dasarnya. Sebalaiknya dalam proses pembentukan derivatif identitas yang dihasilkan tidak sama dengan identitas leksikal bentuk dasarnya.

3

Kasus inflektif dalam bahasa indonesia hanya terdapat dalam pembentukan verba transitif, yaitu dengan prefiks me- untuk verba transitif aktif, dengan prefiks di- untuk verba transitif pasif tindakan, dengan prefiks ter- untuk verba transitif pasif keadaan, dan dengan prefks zero untuk verba imperaktif.


4

Bentuk dasar dapat berupa:
1)    pangkal verba akar yang memiliki komponen makna [+sasaran], seperti akar baca, beli, dan tulis.
2)    Pangkal bersufiks –kan, seperti selipkan, daratkan, dan lewatkan.
3)    Pangkal bersufiks –I seperti, tangisi, lalui, dan nasehati.
4)    Pangkal berprefiks per- seperti, perpanjang, perluas, pertinggi.
5)    Pangkal berkonfiks ke-kan seperti, persembahkan, pertemukan, dan pertukarkan.
6)    Pangkal berkonfiks per-I seperti, perbaiki, perbarui, dan persenjatai.
3
Kata- kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, untuk dapat di gunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalan bahasa itu. Alat yang di gunakan untuk menyesuaikan bentuk itu biasanya berupa afiks, yang mungkin internal, yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasr itu.
Perubahan atau penyesuaian bentuk pada verba di sebut konyungsi , perubahan atau penyesuaian pada nomina dan ajektifa di sebut deklinasi. Konyugasi pada verba biasanya berkenaan dengan kala (tense), aspek, modus , diatesis, persona, jumlah, jenis, dan kasus .
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa berfleksi. Jadi, tidak ada masalah konyugasi dan deklinasi dalam bahasa Indonesia. Membaca, dibaca, terbaca, dan bacalah, bentuk-bentuk merupakan kata yang sama, yang berate juaga mempunyai identitas leksikal yang sam. Perbedaan bentuknya adalah berkenaan dengan modus kalimatnya . Dengan demikian prefiks
me -,di-,ter-,ku-,dan kau- adalah infleksional.
kesimpulan
Pembentukan kata secara infletif, tidak membentuk kata baru, atau lain yang berbeda identitas leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Hal ini berbeda dengan pembentukan kata secara derivative atau derivasional. Pembentukan kata secara derivative membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.
2
a.      Inflektif
Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seperti bahasa Arab, bahasa Latin, dan bahasa Sanskerta, untuk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu. Alat yang digunakan untuk penyesuaian kata itu biasanya berupa afiks.
Penyesuaian bentuk pada verba disebut kongjugasi, dan penyesuaian pada nomina dan ajektifa disebut deklinasi.
b.      Derivatif

Pembentukan kata secara inflektif, seperti dibicarakan di atas, tidak membentuk kata baru, atau kata lain yang berbeda identitas leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Sedangkan, pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya

2 komentar: