2.6. Bentuk Inflektif dan Derivatif
1. Dalam pembentukan kata inflektif
identitas leksikal kata yang dihiasilkan sama dengan identitas leksikal bentuk
dasarnya. Sebalaiknya dalam proses pembentukan derivatif identitas yang
dihasilkan tidak sama dengan identitas leksikal bentuk dasarnya.
3
Kasus inflektif
dalam bahasa indonesia hanya terdapat dalam pembentukan verba transitif, yaitu
dengan prefiks me- untuk verba transitif aktif, dengan prefiks di- untuk verba
transitif pasif tindakan, dengan prefiks ter- untuk verba transitif pasif
keadaan, dan dengan prefks zero untuk verba imperaktif.
4
Bentuk dasar
dapat berupa:
1) pangkal
verba akar yang memiliki komponen makna [+sasaran], seperti akar baca, beli,
dan tulis.
2) Pangkal
bersufiks –kan, seperti selipkan, daratkan, dan lewatkan.
3) Pangkal
bersufiks –I seperti, tangisi, lalui, dan nasehati.
4) Pangkal
berprefiks per- seperti, perpanjang, perluas, pertinggi.
5) Pangkal
berkonfiks ke-kan seperti, persembahkan, pertemukan, dan pertukarkan.
6) Pangkal
berkonfiks per-I seperti, perbaiki, perbarui, dan persenjatai.
3
Kata- kata dalam
bahasa-bahasa berfleksi, untuk dapat di gunakan di dalam kalimat harus
disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-kategori gramatikal yang berlaku
dalan bahasa itu. Alat yang di gunakan untuk menyesuaikan bentuk itu biasanya
berupa afiks, yang mungkin internal, yakni perubahan yang terjadi di dalam
bentuk dasr itu.
Perubahan atau
penyesuaian bentuk pada verba di sebut konyungsi , perubahan atau penyesuaian
pada nomina dan ajektifa di sebut deklinasi. Konyugasi pada verba biasanya
berkenaan dengan kala (tense), aspek, modus , diatesis, persona, jumlah, jenis,
dan kasus .
Bahasa Indonesia bukanlah
bahasa berfleksi. Jadi, tidak ada masalah konyugasi dan deklinasi dalam bahasa
Indonesia. Membaca, dibaca, terbaca, dan bacalah, bentuk-bentuk merupakan kata
yang sama, yang berate juaga mempunyai identitas leksikal yang sam. Perbedaan
bentuknya adalah berkenaan dengan modus kalimatnya . Dengan demikian prefiks
me -,di-,ter-,ku-,dan
kau- adalah infleksional.
kesimpulan
Pembentukan kata secara
infletif, tidak membentuk kata baru, atau lain yang berbeda identitas
leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Hal ini berbeda dengan pembentukan kata
secara derivative atau derivasional. Pembentukan kata secara derivative
membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.
2
a.
Inflektif
Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seperti bahasa
Arab, bahasa Latin, dan bahasa Sanskerta, untuk dapat digunakan di dalam
kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-kategori gramatikal
yang berlaku dalam bahasa itu. Alat yang digunakan untuk penyesuaian kata itu
biasanya berupa afiks.
Penyesuaian bentuk pada verba disebut kongjugasi, dan
penyesuaian pada nomina dan ajektifa disebut deklinasi.
b.
Derivatif
Pembentukan kata secara inflektif, seperti dibicarakan di
atas, tidak membentuk kata baru, atau kata lain yang berbeda identitas
leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Sedangkan, pembentukan kata secara
derivatif membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama
dengan bentuk dasarnya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusContoh kata derifativ kak bagaimana???
BalasHapus